Senin, 09 Mei 2011

Mamaku Banyak Utang

Dear TC
            Udah lama aku pengin curhat ke TC, tapi selalu aku urungkan. Lama-kelamaan aku nggak tahan dengan situasiku yang sekarang. Maka aku beranikan curhat. Gini,
            Aku lagi bingung banget. Pengin mati rasanya. Banyak banget masalah yang aku hadapi, terutama soal piutang mama. Mamaku cuma  pedagang ikan asin, tapi udah puluhan juta uang ludes. Uang kas kelasku juga dipakai mama buat modal jualan. Aku bingung banget. Padahal besok udah dituntut untuk segera bayar uang kas itu. Aku nggak tahu harus ngapain lagi. Bayaran SPP pun juga belum. Aku bingung. Harus pinjam uang ke mana? Aku nggak tahu.
AKA (Aku, Kakak dan Adikku)
Tangerang
TC. Halo AKA, TC prihatin dengan masalah yang terjadi dalam keluargamu. Jangan keburu mau mati dooong. Tuhan punya rencana buat kamu.Yang sabar ya. Pertama,  kamu, kakak dan adik kamu harus bisa membuat rumah menjadi lebih tenang. Jaga perasaan Mama dengan menunjukkan sikap yang baik. Sebisa mungkin bantu pekerjaan rumah dan sempatkan membantu Mama berjualan di warung. Percayalah, kalau kamu mengerjakannya dengan senang  hati, berniat baik dan selalu bersandar kepada Tuhan, nilai-nilai rapormu tak akan jeblog walau kamu sibuk membantu Mama. Itu pasti. Brsyukurlah dengan masalah yang ada karena dengan begitu kamu menjadi lebih berserah kepada Tuhan dan kamu bisa berpikir lebih dewasa. Jangan mengeluh, marah atau menyesali hidup, karena bersungut-sungut malah akan membuatmu terpuruk.
AKA,  diskusikan piutang Mama dengan kakak kamu. Ajak kakak berbicara baik-baik sama Mama. Tanya kepada Mama gimana uang begitu banyak bisa habis. Siapa tahu dengan kepedulian anaknya akan membuat Mamamu berbesar hati. Sebetulnya Mamamu tak akan merugi begitu banyak kalau dia bisa mengelola uangnya dengan baik. Mungkin ada hal lain yang dikerjakan Mama sehingga dia harus mengeluarkan uang sebanyak itu. Kalau pun ada masalah,  minta Mama untuk membicarakannya dengan keluarga besarmu. Soal uang kas sekolah yang dipinjam Mama, bilang terus terang kepada guru kelas. Biar guru yang mengambil kebijaksanaan. Akan lebih baik kalau kamu tidak lagi memegang keuangan kelas. Hal ini untuk mencegah agar Mama tidak lagi pijam uang itu sehingga tidak menambah beban kamu.  


AKU MENYESAL
TC, aku punya masalah dengan diriku.
            Aku nih nggak pedean, terutama kalau soal mengambil keputusan. Aku selalu bingung saat aku harus pilih yang ini atau yang itu. Aku nggak pede banget sehingga seringkali aku ikut-ikutan apa yang dipilih teman-teman dekatku. Kesalahan yang fatal adalah saat aku pilih jurusan. Aku masuk IPS. Namun, belakangan aku menyesal karena sebetulnya aku bisa mengikuti pelajaran IPA. Itu aku lakukan karena ikut-ikutan teman-teman dekatku yang rame-rame pada masuk IPS. Sampai sekarang ikut-ikutan itu masih kubawa. Aku selalu bertanya kepada teman kalau harus memutuskan sesuatu, dan apa kata temanku itu yang aku setujui.  Apa aku salah?
Ayu
Medan
TC. Ayu, ragu-ragu dalam mengambil keputusan adalah hal biasa. Minta pendapat teman, orangtua atau keluarga adalah hal yang lebih baik sebelum memutuskan sesuatu untuk bahan pertimbangan agar yang kamu putuskan tidak melenceng. Namun, keputusan tetap di tangan kamu.  Tetapi jangan mengambil keputusan karena ikut-ikutan. Kamu adalah kamu. Teman kamu tidak sama dengan kamu. Oleh karena itu  apabila masalah itu vital, bertanya sebelum memutuskan akan jauh lebih baik. Bertanyalah kepada orang-orang yang dekat dengan kamu. Dan, orang yang dekat kamu yang pasti tidak akan menjerumuskanmu adalah orangtua kamu. Namun, keputusan tetep ada pada kamu. Kalau kamu masih saja ragu, berdoa kepada Tuhah agar Tuhan tunjukkan jalan. Dan, kalau kamu sudah mengambil keputusan, kamu harus yakin bahwa yang kamu pilih benar. Apapun keputusanmu adalah baik kalau kamu jalani dengan sungguh-sungguh. Nggak usah menyesal kalau kamu mengambil jurusan IPS.  Justru, di jurusan IPS kamu harus bisa menjadi yang terbaik. Bertanggungjawab dengan keputusan yang kamu ambil karena   semua keputusan itu mengandung risiko.


AKU TIDAK BISA APA-APA
TC, tolongin aku ya.
            Akhir-akhir ini aku dibuat risau oleh perasaanku sendiri. Dengan seringnya aku nonton tivi, nonton film, buka-buka Internet, aku merasa diriku ini kecil. Aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa dibandingkan dengan mereka yang punya prestasi, punya bakat. Seringkali aku merenungi  diriku dalam kamar, tak mau diganggu.  Aku bingung nanti mau jadi apa. Rasanya nggak mungkin aku bisa bersaing dengan mereka yang berotak encer, mereka yang punya bakat dan prestasi. Di sekolah pun aku termasuk yang biasa-biasa saja. Nilaiku tak ada yang merah sih. Tapi itu semua aku dapatkan dengan kerja keras. Kalau aku nggak belajar  pastilah raporku kebakaran. Beda dengan teman sebangkuku. Dia pinter banget. Kalau belajar cuma beberapa jam saja.  Besok ulangan dapat 100.  Aku iri.  Aku nggak tahu aku nanti bakal jadi apa.
Saski
Jakarta
TC. Halo Saski, semangat dooong! Kamu harus bersyukur karena kamu termasuk anak rajin.  Kerajinan dan keuletan lebih  diperlukan dari pada mereka yang punya segudang bakat. Punya bakat tapi kalau tidak ditekuni alias malas, nggak bakal ada hasilnya. Sas, jangan pernah membandingkan diri kamu dengan orang lain. Tuhan itu Maha Adil. Kamu punya talenta sendiri, demikian juga teman lain. Tidak bisa disamakan.  Bersyukur kamu menyadari kondisinu  saat kamu masih sekolah, sehingga  kamu bisa menentukan langkah. Jangan pernah memvonis diri sendiri tidak bisa melakukan apa-apa. Kamu pasti bisa. Karena apa yang kamu pikirkan, itulah yang terjadi. So,  kamu harus mengubah cara berpikir kamu. Dengan majunya teknolgi kamu harus bisa menggunakan kesempatan dan sarana yang ada.  Ikuti perkembangan dan belajarlah.  Baca buku kiat sukses orang-orang terkenal untuk membangkitkan semangat kamu.  Sekarang yang kamu lakukan adalah tetep  belajar dengan baik dan usahakan untuk meraih prestasi. Kesempatan akan selalu terbuka bagi orang-orang yang tekun. Dan satu lagi, jangan pernah lupa berdoa. Minta kepada Tuhan untuk dimudahkan jalan. Oke, Saski.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar