Maha Karya ciptaan Tuhan yang Maha Dahsyat :
Jabal Magnet. Miring atau tegak? |
Ada sebuah wilayah di sebelah utara Madinah, namanya Manthaqotul Baido (Tanah Putih), yang terletak di balik gunung Uhud. Daerah tersebut menjadi tujuan pariwisata tak terlewati bagi para jemaah haji. Manthaqotul Baidho juga menjadi pembicaraan hangat bagi para jemaah haji asal Indonesia. Mereka percaya bahwa bukit batu yang terdapat pada daerah tersebut mengandung magnet yang sangat besar. Mobil dengan mesin mati pun bisa melintas kencang padahal jalan menanjak. Lalu orang menamakan daerah tersebut Jabal Magnet atau Bukit Magnet (Magnetic Hill) atau Gunung Magnet.
Fenomena keajaiban alam tersebut tidak hanya terdapat di Madinah. Tercatat ada 27 Magnetic Hill yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia juga ada. Daerah-daerah di Indonesia yang terdapat Magnetic Hill adalah Jember, Banyumas, Gunung Kelud, Baturaden Purwokerto. Sedangkan Amerika adalah negara yang paling banyak terdapat Magnetic Hill. Tercatat ada 45 Magnetic Hill yang tersebar di 24 negara bagian Amerika. Masalahnya, apakah daerah terbebut benar-benar mengandung magnet? Ternyata tidak.
Di daerah Magnetic Hill mobil dengan mesin mati bisa menggelinding sendiri ke arah tanjakan. Sebaliknya mobil tidak bisa berjalan ke arah turunan walau mesin dihidupkan. Semula orang menduga bukit-bukit tersebut mengandung biji besi yang bisa bermagnet, sehingga benda-benda yang mengandung besi akan berjalan menuju titik magnet. Keraguan pun muncul karena air pun dapat naik cepat di daerah Magnetic Hill, padahal air bukanlah logam.
Brock Weiss, ahli fisika materi dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat menjelaskan fenomena ini. Weiss mengatakan bahwa fenomena alam tersebut adalah ilusi optik atau tipuan mata belaka. Misteri di lokasi Magnetic Hill disebabkan karena terhalangnya cakrawala yang membuat mata manusia kesulitan untuk melihat lereng yang sesungguhnya, sehingga ada kesalahan dalam memandang. Jadi yang sebenarnya, daerah tersebut tidak menanjak tapi justru menurun. Lereng dengan posisi miring membuat tumbuh-tumbuhan atau bukit di sekitarnya juga berdiri dengan posisi miring. Tetapi mata manusia melihatnya sebagai posisi tegak, karena pada otak manusia sudah terpatri bahwa tumbuhan atau bukit berdiri pada posisi tegak. Ilusi optik inilah yang membohongi otak dan mata manusia. Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System) pun memperlihatkan bahwa titik di awal jalan pada daerah Magnetic Hill lebih tinggi dibandingkan dengan di ujung jalan. Sedangkan survey yang dilakukan mahasiswa ITS Indonesia, mengatakan bahwa tidak ada sumber besi di daerah Magnetic Hill di Gunung Kelud. Justru tanah di daerah tersebut miring hingga 5 persen. Nah, kamu pasti sudah tahu kalau magnet bisa menarik besi, tetapi magnet tidak bisa menarik air. Sedangkan grafitasi bisa menarik apa saja, termasuk besi dan air. Jadi, Magnetic Hill lebih tepat kalau disebut Gravity Hill.
Gravity Hill di Ladakh Defies India |
Masih Bingung? Lihatlah video di bawah ini
* Perhatikan tiang penyangga yang dibuat miring
* Perhatikan arah bola
Ini makin jelas
* Perhatikan tiang penyangga yang dibuat betul-betul miring
Beberapa video Gravity Hill di berbagai dunia
* Video Jabal Magnet Madinah :
Video Gravity Hill Baturaden Banyumas Indonesia :
Video Gravity Hill New Paris :
Video Gravity Hill Braga, Portugal :
Video Gravity Hill Chenju, Korea Selatan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar