MAMAKU SELINGKUH
TC,
aku punya uneg-uneg yang membuatku gelisah selalu. Sampai saat ini aku masih sebel sama Mama karena dia telah mengkhianati Papaku. Ceritanya
begini,
Papa dan Mama kelihatannya
aku-akur saja. Kami, anak-anaknya, tidak tahu kalau Mama punya pacar. Tapi Papa mengetahuinya.
Hebatnya Papa, dia bisa menyimpan perselingkuhan Mama di depan anak-anaknya. Suatu
hari, mungkin karena Papa sudah tidak
tahan, Papa mengajakku untuk menjemput Mama di
depan pintu gerbang komplek karena hari sudah hampir tengah malam Mama belum
juga pulang. Tak tahu kenapa,
tiba-tiba aku antusias mengantarkan Papa
di depan pintu gerbang itu. Di sana kami menunggu cukup lama. Tak lama
kemudian, benar, Mama pulang di antarkan dengan sepeda motor oleh seorang
laki-laki. Aku kira Mama naik ojek.
Tetapi ternyata tidak. Orang yang kukira tukang ojek itu ternyata pacar Mamaku.
Aku dan Papa tahu karena mereka berdua ciuman
sebelum Mama masuk jalan ke
rumahku. Aku kaget dan shock. Papa dan Mama bertengkar setelah itu. Menurut
cerita Papa, Mama sudah cukup lama berselingkuh. Tapi Papa tahan. Siapa
tahu Mama sadar.
Setelah itu Papa dan Mama bercerai. Papa tidak rela
kami semua, aku dan adikku, tinggal bersama
Mama. Jadi kami tinggal bersama Papa.
Papalah yang merawat kami. Papa yang mengurusi keperluan kami saat mau
sekolah. Papa yang memasak dan mencuci baju kami. Papa menggantikan tugas-tugas
yang seharusnya dilakukan seorang ibu. Dia
juga bekerja keras mencari uang buat kami. Tugas Papaku ganda, sebagai bapak
dan sebagai ibu. Aku salut sama Papa.
Setelah bercerai dengan Papa, Mama kawin dengan
pacarnya. Tapi rasa benci terhadap Mama masih membelenggu jiwaku. Rasa benci
itu semakin menggebu manakala bertemu dengan Mama. Bukan hanya soal
perselingkuhannya, Mama tega-teganya menelantarkan aku dan adik-adikku untuk
bergi bersenang-senang dengan lelaki lain. Sungguh kejam Mamaku. Kejam! Aku
ingin menghilangkan peristiwa itu dalam ingatanku. Tapi tidak bisa. Semakin aku melupakannya, semakin
aku menjadi sangat marah karena teringat kejadian malam itu. Aku benci. Tolong
aku TC.
ANS
Indonesia
TC. Ans, TC salut dengan Papa kamu. Papa kamu
adalah lelaki hebat. Di dunia ini tidak banyak lho orang seperti Papa kamu. Kamu
wajib mensyukurinya punya papa hebat seperti Papa kamu. Ans, sesuatu yang telah terjadi tentu tidak bisa dihilangkan dalam ingatan
Tapi, kamu harus bisa mengubah peristiwa menyesakkan itu menjadi sesuatu yang membuatmu
kuat. Ambil hikmahnya pada setiap kejadian sehingga kamu bisa berpikir positif. Kamu
masih muda. Kamu mesti menyelamatkan dirimu dan keluargamu. Itu yang harus kamu
lakukan. Perselingkuhan Mama itu jadikan tolok ukur agar kamu tidak akan
seperti Mama karena perbuatan Mama menyusahkan banyak orang, terutama
anak-anaknya. Perbuatan Mama membuat
malu keluarga. Selamatkan adik-adikmu dari perbuatan negatif Mama kamu. Tugas kamu berat, Ans. Namun kamu harus bisa
melakukannya. Berdoalah kepada Tuhan. Mintalah petunjuk Tuhan bagaimana kamu
harus bertindak, karena sesuatu yang
diminta dalam nama Tuhan pasti benar jalannya. Dan Tuhan mengabulkan doa anak-anak yang
teraniaya.
TC. Hapus kebencianmu terhadap Mama. Bukankah Tuhan
berfirman, ” Hormatilah orangtuamu”. Jadi, siapapun Mama kamu, kamu wajib
menghormatinya. Soal perbuatan Mama terhadap Papa, kamu dan adikmu, biar Tuhan yang
memberikan pelajaran. Andalkan Tuhan dalam
hidupmu agar keluargamu menjadi keluarga baik-baik. Merenung dan berpikirlah mengapa hal itu
bisa terjadi dalam keluargamu agar kamu
bisa memaafkan Mama kamu. Sukses ya, Ans.
NGUMPET DI GUDANG KARENA TIDAK
BOLEH PACARAN
TC, aku mau curhat nih.
Sebenarnya aku belum ingin pacaran sebelum lulus
SMA. Tapi aku udah keburu jatuh cinta. Lalu
aku pacaran dengan N. Orangtuaku tidak setuju kalau aku pacaran. Saat N main ke rumahku, aku tidak
boleh menemuinya. Ayahku bilang pada N agar dia tidak boleh mendekatiku. Tapi,
bagaimana, aku sudah tidak bisa jauh
dari N. Apalagi N tetanggaku. Kami setiap hari ketemu. Ayah marah karena aku
nekad pacaran dengan N.
Ayah menyuruhku pergi dari rumah kalau aku nekat pacaran. Aku sakit hati banget dengan
ultimatum ayah, apalagi aku sudah sangat cinta sama N. Lalu aku benar-benar
pergi menjauh dari mereka selama 2 hari. Selama
itu semua yang ada di rumah sibuk mencariku. Tahu nggak TC? Selama 2 hari itu aku ngumpet di gudang
belakang rumah. Gudang itu tidak pernah ditenggok orangtuaku. Jadi aku tahu
kalau semua orang rumah pada bingung mencariku.
Selama 2
hari itu aku menahan sakit dan lapar
banget. Ketika aku sudah tidak tahan menderita, aku keluar
gudang. Aku minta maaf kepada kedua
orangtuaku. Tapi TC, mereka malah menghajarku hingga babak belur. Lalu aku pun pergi beneran tanpa
tujuan. Sampai sekarang orangtuaku tidak
mengetahui kepergianku, kecuali N. Sudah
hampir setahun aku bekerja sebagai
pembantu di sebuah rumah tangga.
Begitulah kisahku. Aku
ingin pulang dan ingin minta maaf kepada orangtuaku. Tapi aku takut mereka
memarahiku lagi. Apakah aku ini anak durhaka? Aku tidak ingin menjadi anak
durhaka. Aku gelisah.
Muna
Bogor
TC. Hmmm ... kisah yang menegangkan. Muna, lain kali
jangan cepat marah dan cepat sakit hati ya? Rugi kan melakukan sesuatu dalam
kondisi sakit hati? Ayah kamu berkata keras tentu bukan bermaksud mengusirmu. Ayah sedang murka besar saat itu sehingga
hanya kata-kata itu yang keluar dari bibirnya. Percaya deh, setelah marah
paling-paling Ayah lupa dengan yang telah diucapkannya. Di dalam hatinya tentu
tidak berniat menyuruhmu pergi dari rumah. Tidak ada orangtua yang tidak sayang sama anaknya lho, Muna. Justru orangtua
ingin menyelamatkanmu dari pergaulan
salah anak remaja. Dengan cara begitulah Ayah mendidikmu.
TC. Muna, dalam
kondisi apapun kamu harus segera pulang ke rumah. Apapun yang kamu terima
nanti, baliklah ke rumah. Pulang ke rumah adalah pilihan yang terbaik. Kalaupun nanti Ayahmu masih marah, terima
saja. Ayah pasti tidak akan marah terus-terusan, apalagi kalau kamu menunjukkan
sikap baik. Ayah pasti akan meredakan amarahnya ketika melihat anaknya sudah menyadari
kesalahannya. Dalam masalah ini sebetulnya kamu punya point untuk disayang orangtua. Tunjukkan
sikap baik, turuti kata orangtua. Melawan
orangtua itu rugi sendiri. Orangtua itu
bukan orang lain. Dia adalah satu-satunya orang yang punya hubungan darah dengan
kamu. Ada ikatan jiwa yang
tidak bisa dipisahkan antara anak dengan
orangtua. Kalau kamu menunjukkan sikap baik, orangtuamu juga akan membalasnya
dengan baik pula.
SEBEL SAMA ORANGTUA
Hai TC, kenapa ya dalam
hidup ini problem selalu saja ada? Apalagi problem itu dari orangtuaku sendiri. Orangtuaku selalu menuntutku
harus begitu atau harus begitu. Aku capek
mendengar perkataan mereka yang menyakitkan hatiku. Terlebih Ibuku yang tidak
pernah menganggap aku sebagai anak kandungnya. Aku seperti anak tiri saja.
Semenjak SMP aku sudah tidak
mau sekolah lagi karena aku capek mendengar kata-kata yang membuatku menangis
dan menderita. Aku tidak lagi bisa konsentrasi buat belajar. Lalu aku putuskan pergi ke Jakarta dan sekarang aku
bersyukur karena aku sudah bekerja. Tapi
orangtuaku tidak peduli sama aku. Mereka telefon aku kalau butuh uang saja.
Lebaran aku tidak pulang pun, mereka tidak menelponku. Kenapa ya TC, orangtuaku
ingat aku kalau lagi butuh uang?
Menurutmu bagaimana? Aku berharap kamu bisa memberi semangat karena aku pengin pulang tapi hati ini sebel banget.
Wina
Jakarta
TC. Wina, orangtua menuntutmu macam-macam itu karena
kondisi yang tidak bagus saat itu. Mengertilah akan kondisi orangtuamu. Bina komunikasi
yang baik dengan orangtua agar kamu memahami kesulitan orangtua. Jadikan
rumahmu sebagai surga, bukan neraka. Kalau orangtuamu menelponmu hanya kalau butuh
uang, mungkin uanglah yang sangat dibutuhkan orangtuamu saat ini. Berikan sebagian
hasil jerih payahmu kepada orangtua. Percayalah rejeki akan mengalir kalau kamu
membantu memenuhi kesulitan orangtuamu. Bukankah Tuhan telah memberimu pekerjaan
karena kamu peduli dengan kesulitan orangtua?
Sadarilah itu. Jadi, jangan pernah berhenti memberikan sebagian sebagian dari
rejekimu kepada Ibu ya?
TC. Walaupun hatimu sebel, pulanglah ke rumah. Dalam
hatinya orangtuamu pasti merindukanmu. Berbuatlah yang terbaik kepada orangtua selagi mereka masih ada. Sebab banyak orang menyesal karena belum
sempat menyenangkan hati orangtua ketika orangtua tiada. Ketahuilah, ketika kamu menyenangkan hati orangtuamu,
ketika itu pula keluar ucapan doa syukur dari mulutnya. Dan ketahuilah doa
orangtua yang sedang terhimpit itu besar pahalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar