Selasa, 22 Februari 2011

Humor 2


MASIH PAYAH

          Suatu hari seorang dokter ahli jiwa di sebuah RS jiwa  ditemani asistennya memantau perkembangan para pasiennya. Matanya tertuju kepada seorang anak laki-laki yang sedang menyanyikan sebuah lagu Barat sembari  telentang di lantai. Eson nama anak laki-laki itu  memang punya suara merdu. Dokter bertanya pada Eson.
Dokter               Halo Son, nyanyi lagu apa nih.
Eson                   "My Way"  Pak Dokter.
Dokter               Wah kamu hafal lagu itu ya?
(Dokter berbisik kepada asistennya  " Lihat anak ini sudah mau sembuh ... minggu depan sudah boleh pulang)
Dokter lalu minta asisten menjaga Eson karena Dokter akan ke toilet) Ketika kembali Dokter  melihat  Eson masih menyayi, tapi kali ini lagu "Don't let me down". Eson menyanyi   sambil telungkup.
Dokter             Lho kok kamu malah telungkup gitu, Son.
Eson                Yahh... Dokter mah  payah ... gaul doong. Tadi kan  Side A, sekarang  gantian Side B. ..
Dokter            ???? (berbisik pada Asistrennya, "Masih payah  nih. Jangan dipulangin dulu deh)

CABE MERAH 
          Harga cabe melambung tinggi. Di pasar swalayan  per kilo Rp. 100.000,-, di pasar tradisional tak jauh beda. Togop yang mulanya jual beli mobil, pengin pindah profesi. Dia bertemu dengan teman lamanya, Poltak, yang sejak kecil emang suka jail. Terjadilah dialog seru.
Togop       Tak, gue mau banting strir nih. Jual beli mobil lagi sepi. Gue mau dagang cabe aja deh. kan harga  cabe lagi tinggi. Bisa bantu aku, Tak.
Poltak       Ho ho .. gampang. Sama teman lama pasti dong mau bantu.
Togop       Bener. Kamu tahu di mana harga cabe yang murah banget.
Poltak       Pasti tahu dong. Poltak gitu.
Togop       Di mana?
Poltak       Di pasar induk dekat rumah gue. Cabe merah keriting sekilo cuma Rp. 25.000,-
Togop       Boleh, boleh. Beli 2 kwintal deh. Keuntungan dibagi sama. Sip.
Poltak      Tapi harus dimakan di tempat. Nggak boleh di bawa pulang!
Togop       Dasar loe, Tak. Dari dulu nggak berubah.
Poltak       Lha elo, aneh. Mana ada cabe keriting sekilo Rp. 25.000,- Cabe nyak loe, kali'

ROTI BRET JAM BRET
                Badrun, seorang  Kepala Desa dari Sumenep ditugaskan ke Jakarta. Badrun menginap di sebuah hotel berbintang. Dia memesan makanan untuk sarapan pagi.
Badrun     Mas, besok pagi tolong antarkan makanan ke kamar saya. Tepat jam 7 ya.
Pelayan    Mau makan apa, Pak.
Badrun     Roti bret jam bret, Pak.
Pelayan    Apa? Roti dijambret?
Badrun     Itu lho .. roti yang diatasnya dikasih selai trus dikasih roti lagi? Mosok nggak tahu sih?
Pelayan    Ooo .. roti selai
Badrun     Bukan. Ituuu .... bret dikasih jam trus dikasih  bret lagi. Gimana sih bahasa Inggrismu?
Pelayan    (ngedumel) sok tahu amat, bahasa Inggris kaki lima aja.

MEMBANGUN JEMBATAN
               Mamat, anak orang kaya banget,  mencalonkan diri sebagai kepala desa di sebuah desa terpencil. Mamat mensosialisasikan program-programnya kepada penduduk setempat.
Mamat     Bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau saya bisa menjadi kepala desa di daerah ini, saya akan membangun jembatan agar hasil pertanian di desa ini dapat dijual ke desa tetangga kita sehingga kita bisa membangun desa dengan hasil usaha kita sendiri.
Belum selesai Mamat pidato, tiba-tiba Pak Mun, tetua desa setempat angkat bicara.
Pak Mun  Tapi, Pak. Di kampung kita ini tak ada sungai sama sekali. Buat apa membangun jembatan. Apa malah tidak menghabiskan biaya? 
Mamat     Tenang, Pak, tenang. Saya akan membangun jembatan sekaligus sungainya.
Pak Mun   ????? (ngedumel. orang kaya bego kali ya)

CABUT GIGI GRATIS
                Karena tidak tahan dengan sakit giginya, Nenek Atun pergi ke Dokter Gigi dekat rumahnya tanpa ditemani. Setelah dicabut giginya, Nenek Atun ingin membayar biayanya.
Dokter Gigi     Dicabut sakit nggak nek.
Nenek Atun    Tidak, Dok.  Tapi  kok lama ya nyabutnya?
Dokter Gigi     Iya, Nek. Habis yang keropos 2 gigi. 
Nenek Atun    Trus, biayanya berapa, Dokter?
Dokter Gigi    Untuk nenek saya kasih spesial. Gratis, Nek.
Nenek Atun    Lho kok gratis
Dokter Gigi    Nggak pa pa kok Nek. Buat langgganan.
             Sampai di rumah Nenek Atun bercerita kepada cucunya, Lisa. Cucunya  kemudian memeriksa gigi nenek.
Lisa               Ya ampun, Neeeeek. Gigi emas nenek juga dicabut!

SI PENCIPTA LAGU
              Pak Bedu, jualan burung kutilang di sebuah pasar burung. Burung-burung kutilang Pak Bebu punya sifat berlainan. Ada yang cerewetnya minta ampun, ada yang pendiam, alias nggak suka ngoceh. Datanglah seorang pembeli.
Pembeli         Harga burung yang ini berapa, Pak?
Pak Bedu      Oooo ... itu Rp.500.000, Dek. Suaranya bagus. Burung itu rajin menyanyi.
Pembeli         Kalau yang ini, Pak. (sambil menunjuk burung di sebelahnya)
Pak Bedu      Kalau yang itu lebih mahal, Dek. Rp.1.000.000,- Dia pendiam.
Pembeli         Lho, pendiam kok malah mahal sih, Pak.
Pak Bedu      Soalnya yang itu pencipta lagunya, Dek.
Pembeli         ???$$##

ASURANSI BONAFID
          Seorang petugas perusahaan asuransi menawarkan paket asuransi ke direkur sebuah perusahaan terkenal.
Petugas          Pak, asuransi  kami adalah asuransi yang paling baik di dunia. Bapak tak akan kecewa dengan program yang kami tawarkan.
Direktur         Program seperti apa yang saudara maksud?
Petugas          Begini, Pak, kalau Bapak mengasuransikan barang-barang kepunyaan Bapak, kami akan langsung  menukarnya  100 persen dengan yang lebih bagus apabila barang-barang Bapak tersebut rusak, usang, sudah jelek atau  nggak bisa dipakai lagi.
Direktur         Benar begitu?
Petugas          Benar, Pak. dijamin 100%. Program kami benar-benar memuaskan.
Direktur         (berpikir sejenak) Boleh deh kalau begitu. Saya asuransikan istri saya saja.
Petugas           Ha ha .. istri Bapak buat saja saja! (kesal)

TIANG BENDERA
             Kepala sekolah minta kepada Pak Bon (petugas kebun) untuk mengukur tiang bendera karena tiang bendera sudah rusak dan mau diganti dengan  yang baru.
Kepala Sekolah   Pak Bon, coba ukur tiang bendera itu berapa meter tingginya.
Pak Bon               Siap, Pak  (sambil membawa tali Pak Bon memanjat tiang bendera)
Kepala Sekolah   Pak Bon, kamu bisa jatuh kalau kamu ukur dengan cara begitu. Dirobohkan dulu tiangnya, baru kamu ukur.
Pak Bon               Kalau dirobohkan dulu, kemudian diukur. Itu bukan tinmgginya Pak, tapi panjangnya.
Kepala Sekolah   Dasar oon.

KE MATAHARI
              Seorang dosen Fisika sedang memberikan seminar program luar angkasa di hadapan para mahasiswa.
Dosen          Saudara-saudara, negara kita ini harus maju seperti yang dilakukan India, Jepang  dan  Cina. Mereka sudah sampai ke luar angkasa bahkan punya stasiun di sana.
Badri            Bagus Pak, Itu bagus. Kita mesti bisa lebih dari mereka.  Gengsi dooong.
Dosen          Trus, kamu punya program apa?
Badri            Kita mesti bisa terbang ke Matahari, Pak.
Dosen          Badri, kamu jangan mengkhayal. Matahari itu sangat panas. Belum sampai permukaannya saja kamu bisa  hancur terbakar.
Badri            Supaya tidak panas terbangnya malam hari dong, Pak.
Dosen          Keluar dan cuci muka kamu!

DI BOM DULU DONG
             Pak Supat bercita-cita ingin anaknya menjadi komandan pasukan perang. Suatu sore Pak Supat  berdiskusi sama anaknya, Pardi.
Pak Supat      Pardi, bapak ingin banget kamu masuk tentara lalu jadi komandan perang. Biar bapakmu ini bangga.
Pardi             Doakan ya  Pak agar Pardi bisa jadi tentara  sehingga  cita-cita Bapak terkabul.
Pak Supat     Trus, kalau misalnya kamu jadi komandan perang beneran. Untuk menguasai medan usaha apa yang kamu dahulukan : dibom dulu atau diduduki dulu.
Pardi             Ya lihat-lihat medannya, Pak. Kalau medan perang ya dibom dulu baru diduduki. Kalau medannya WC ya diduduki dulu baru dibom.
Pak Supat      Hus!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar