Rabu, 23 Maret 2011

Fakta Justin Bieber 4

Kesaksian Ibunya Justin Bieber, Pattie Mallette


Masa  Kecil  Menegangkan
            Justin Bieber pernah bilang, sukses yang telah dicapai sekarang ini adalah karena anugerah Tuhan. Setiap hari, begitu bangun tidur,  Justin selalu mengucap syukur atas anugerah yang Tuhan berikan kepadanya. Sukses Justin Bieber tak lepas dari peran ibunya, Pattie Mallette. Kalau bukan karena pertolongan Tuhan, bisa dipastikan tak akan  ada Justin Bieber yang kini jadi idola para kawula muda. Karena pertolongan Tuhanlah, Ibu Pattie Mallette  gagal  mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri ke sebuah truk yang sedang melaju. Tuhan mengasihinya.
Sejak kecil, Pattie Mallette hidup dalam situasi yang penuh ketegangan. Ayahnya suka menyiksa ibunya.  Ketika usianya  3   tahun, ayah Pattie meninggalkan ibunya. Ibu Pattie pun menikah lagi.  Hidup semakin menyedihkan saat kakak perempuannya mati tertabrak mobil.  Sejak kecil Pattie  menyaksikan  bagaimana gadis-gadis kecil mengalami pelecehan seksual, bahkan diperkosa. Pattie kecil memendam sendiri semua derita yang dialaminya itu.  Tekanan hidup yang sangat berat  membuatnya melarikan diri dengan minum alkohol dan minum obat-obatan terlarang. Di usia yang masih sangat muda, Pattie sudah  kecanduan alkohol.
Usia 14 tahun, Pattie  mulai menjalani kehidupan bebas. Dia meninggalkan rumahnya, bergabung dengan teman-temannya, masuk ke dunia gelap.  Pattie suka mabuk dan ngedrug.  Kedua barang  haram itulah yang menjadi pelampiasan  rasa sakit dan kekecewaan hatinya. Kehidupan di luar rumah yang tak karuan itu Pattie jalani hingga usianya 17 tahun. Pattie lalu mengalami stres berat dan akhirnya depresi.



Gagal Bunuh Diri
Bukan kemauan Pattie kalau di usianya yang ke 17 Pattie mengalami depresi hebat. Pattie  tidak bisa menikmati indahnya sweet seventeen seperti yang dialami gadis-gadis normal lainnya.   Pattie mengalami depresi berat sehingga membuatnya tak bisa mengontrol kehidupannya. Marah, kecewa, putus asa campur aduk jadi satu. Hidup seakan tak berguna lagi. Hingga pada suatu titik yang membuatnya nekad. Pattie ingin mati saja. Tapi … untuk bisa mati, Pattie tidak punya senjata atau pun bahan-bahan kimia yang bisa membuatnya mati.   Akhirnya Pattie memilih menubrukkan badannya ke sebuah truk yang sedang melaju.  
…..
            Namun ….  Keinginan  Pattie  untuk mati bunuh diri tidak kesampaian. Tuhan berkehendak lain. Tuhan menyayanginya. Pattie selamat. Dia kemudian dilarikan ke sebuah rumah sakit perawatan mental.  Mengetahui dirinya belum mati, Pattie sangat malu dan makin marah. Hidup tak ada gunanya lagi. Ditambah lagi tak ada seorang teman pun yang mau menjenguknya. Pattie merasa hidup sendirian. Hatinya tercabik-cabik. Tak ada orang yang peduli dengannya lagi.  Cobaan seakan bertubi-tubi datang menghantuinya. Tetapi Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya bagi orang-orang yang dikasihiNya.  Suatu ketika, saat hatinya tak menentu, Pattie dikunjungi  oleh seorang evanjelis (pengabar Injil) utusan dari sebuah gereja Kristen.  Orang tersebut memberikan sekutum bunga  wamar merah padanya.  Evanjelis itu bilang,
            “Tuhan mengasihi kamu. Kamu seperti bunga mawar ini,”
            Pattie menjawab,
            “Tida, Saya tidak seperti bunga  mawar. Hidup saja kacau. Saya  kecanduan alkohol, saya suka ngedrug dan saya suka mencuri …. “
            Pattie tidak bisa menjawab ketika utusan dari gereja itu bertanya, mengapa dia bunuh diri? Apakah Pattie tidak ingin mengetahui rencana Tuhan untuk kehidupannya?
            ….
            Pattie tidak paham apa yang dikatakan evalengis itu. Pattie  bosan yang dibicarakan hanya Tuhan … Tuhan dan .. .Tuhan ….
            Tetapi ….
            Ketika Tuhan sudah menangkap seseorang. Tak akan bisa lepas dia dariNya.
            Tidak lama setelah itu … Hati Pattie pun terbuka ….
            Pattie menutupkan matanya dan berdoa, berbicara kepada Tuhan …
            “Tuhan. Apakah Engkau  mau menerima saya yang kecanduan alkohol dan obat-obatan ini?  Saya capek Tuhan. Saya tidak tahan dengan kehidupan seperti ini … ... Kalau Engkau  benar-benar ada, datanglah dalam kehidupanku. Jamahlah aku, Tuhan … please Tuhan … please ….”
            Lalu ….  Pattie  melihat  jantungnya sendiri, berbentuk sebuah hati. Jantung itu kemudian terbuka, terbuka dan terbuka …. Tiba-tiba …. masukklah  debu-debu bersinar ke dalam jantung itu. Debu-bedu bersinar itu makin  lama makin banyak, hingga memenuhi jantung itu. Jantung itu kemudian menutup, bersinar terang, makin terang dan makin terang bercahaya …
            Pattie  membuka matanya, spontan berteriak,
            “Oh .. Tuhan .. Engkau benar-benar ada. Engkau benar-benar ada . Engkau ada Tuhan .. Enghau ada Jesus …”  
            Pattie membuka laci dan mengambil Al-Kitab. Dia ingin membacanya. Tapi …. Pattie tak tahu bagaimana membaca Al Kitab  karena Pattie tak pernah membacanya.  Dia alu menelefon  John, seseorang yang dekat dengan Tuhan,
            “ John, John .. Tuhan ada … Tuhan ada … ya Tuhan benar-benar ada.. ” kata Pattie dengan penuh antusias.
            Tentu saja, John heran.
            “Iya .. Tuhan ada.  Ada apa? Apa yang terjadi …,” jawab John  dibalik gagang telepon.
            Pattie tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Mukjizat telah terjadi dalam dirinya.
            John kemudian mengunjungi Pattie dan mereka berdoa bersama-sama.
            Patiie pun bertobat.
            Apakah Pattie benar-benar sudah bertobat?
            Ternyata belum.
            …..


Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
            Enam  bulan setelah mukjizat terjadi, Pattie kembali ke kehidupan lamanya. Berkumpul bersama teman-teman lamanya. Ujian lebih berat datang lagi. Pattie hamil …
            Pattie merasa sangat bersalah karena sudah  meninggalkan Tuhan. Ujian datang bertubi-tubi jika tidak berjalan bersamaNya. Pattie pun benar-benar bertobat dan menyerahkan seluruh hidupnya  kepada Tuhan. Dia  mulai rajin ke gereja. Orang-orang gereja menerinya dengan suka cita. Bahkan, Pattie punya orangtua angkat di gereja …
            Hari-hari selanjutnya Pattie menjalani kehidupan normal. Tapi .. Oh My God, ujian datang lagi …..
            Pattie bercerai dari suaminya. Dia mengasuh sendiri anaknya, Justin Bieber. Bersama Justin, Pattie tinggal di sebuah apartemen yang sangat sederhana. Ibu yang masih belia dan anaknya ini hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagai single parent, Pattie harus bekeraja keras untuk menghidupi anak dan dirinya. Pernah suatu kali  Pattie tidak punya uang sama sekali buat makan. Pattie kemudian berdoa,
            “Tuhan kirimkan makanan buat saya,”
            Tuhan mendengar doa umatNya yang selalu mengandalkanNya.
            Tak lama kemudian, datanglah seseorang mengirimkan sekarung dus berisi penuh makanan.
            Tuhan sungguh ajaib.…
            Kehidupan orang yang bergantung padaNya  sungguh sangat indah.
Suatu ketika, seseorang mengirimkan mobil kepadanya. Orang itu bilang, mobil ini dari Tuhan. Orang tersebut tidak mau memberitahu siapa pengirimnya.
            Tuhan sungguh ajaib ….
Tuhan memberikan yang kita perlukan di saat yang tepat.
            Pattie sangat bersyukur, rencana Tuhan indah buatnya. Tuhan menganugerahinya seorang anak manis dan sangat bertalenta di bidang musik. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, Pattie memberikan  Justin kecil untuk melayani Tuhan sebagai pemain drum di gerejanya.
            Pattie Mallete berpesan kepada anak-anak muda yang punya masalah seperti  dirinya :   Jangan pernah putus asa. Serahkan hidupmu pada Tuhan  agar hidup kalian adalah hidup yang diberkati. Minta agar Tuhan datang dalam kehidupanmu. Jauhkan diri dan alkohol dan obat-obatan terlarang. Dekat  dengan Tuhan jauh lebih indah dari  minum alkohol dan obat-obatan terlarang. Jesus Bless You

.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar